Kalah dari gamer

Alkisah dimulai dari platform social media saat kau mengucapkan salam pertamamu kepadaku. Sangat kaku, selayaknya senior dan junior yang hanya tau bahwa kau dan aku ada di muka bumi ini. Saat itu kau dan aku memiliki kepentingan yang sama, karena itu kau menciptakan obrolan panjang yang sangat informatif. Lalu sebuah event menciptakan pertemuan kau dan aku. Pertemuan kita yang tidakku sangka akan se-hangat itu, seketika menghapus rasa enggan antara senior dan junior diantara kita.

Seolah kita terlahir dari masa kecil yang sama dan menghabiskannya bersama. Tidak ingin mengakhiri momen kebersamaan saat itu, kau dan aku menjadi lebih sering bertemu. Cara berfikirmu yang cerdas, sikapmu yang terbuka dan apa adanya, caramu memperlakukan orang-orang dengan adil dan sopan, caramu mencintai orang tua dan keluargamu, I am really attracted to you in a very mysterious way dan aku juga banyak belajar darimu.

Sungguh disayangkan, kita menempuh pendidikan di kota yang berbeda dan membuat pertemuan-pertemuan itu harus berujung pada sarana video call di sebuah platform social media. Seolah tak pernah kehabisan bahan cerita, kita selalu mengakhiri percakapan dalam waktu dua sampai tiga jam. Hal ini menjadi rutinitas dan menemani keseharianku. Aku menyukainya. Mulai saat itu, ntah karena terbiasa, kau mulai jadi prioritasku. Namamu selalu menjadi urutan ke dua setelah Mama di ponselku. Tanpa sadar, mungkin aku telah jatuh hati padamu?

Suatu hari kau mengirim pesan dengan kabar buruk di dalamnya. Kau harus berhenti dari pendidikanmu. Seketika sesuatu di dadaku berdenyut sakit dan air mata langsung membasahi pipiku. Sungguh aku ingin ada di sisimu dan menjadikanku tempat sandarmu. Aku sangat khawatir dan kau sangat berusaha tegar dengan baik. Kau menjanjikan pertemuan kita nanti, kau pinta aku agar hadir dalam acara kelulusanmu di tempat pendidikanmu yang baru.

"Jangan sedih" katamu. 
Seharusnya aku yang berkata seperti itu. 

Setelah hari itu, rutinitas yang biasa kita lakukan mulai renggang. Kau dan aku sama-sama mulai banyak disibukkan oleh hal baru.

Lagi-lagi tidak disangka sebuah event mempertemukan kita. Pertemuan pertama setelah dua tahun tidak bertemu, membuat ku berteriak saat melihat wajahmu. Saat itu sungguh aku meluap dan meledak pesat. Aku sangat bahagia. Kau dan aku kembali menuang semua kerinduan dalam cerita indah. Dua tahun ternyata cukup merubahmu. Kau menjadi sedikit lebih dewasa dan... romantis? Hahaha ya aku pikir begitu. Perlakuanmu padaku yang  membuatku merasa diistimewakan. Layaknya cerita dongeng, aku harap ini akan berakhir dengan baik.

Harapanku mulai pudar setelah kau melibatkan seorang wanita yang baru kau kenal di sebuah platform game online. Seolah untuk menghilangkan prasangkaku, kau bilang, kau belum pernah bertemu dengannya. Lalu aku meyakinkan perkataan itu.

"Sungguh?"
"Iya. Hanya teman dekat."
"..."

Pasti tatapanku saat itu adalah tatapan terbodoh yang pernah aku berikan padamu. Lucu, hal yang sangat tabu. Bagaimana bisa kau belum pernah bertemu dengannya, kau dekat dengannya, dan ditambah lagi kau ingin serius dengannya? Sebagai calon programmer, ingin rasanya aku musnahkan seluruh game online di bumi. Seriously? Se-buta itukah cinta? Se-konyol itukah?

Aku benar-benar kalah dari seorang gamer.

Comments

Popular Posts